Backlink sebanyak-banyaknya, itulah target seorang pemburu backlink. Seperti dilakukan oleh teman saya yang sedang semangat-semangatnya memburu backlink karena berambisi untuk segera mendapat page rank diatas n/a. Saking semangatnya, perburuan itu dia lakukan dengan membabi buta alias begitu melihat kotak komentar dia langsung menuliskan komentarnya, kadang-kadang bahkan postingan yang hendak dia komentari lupa tidak dibacanya dulu.
Tentu saja, karena memang bukan itu tujuan utamanya, melainkan menuliskan URL. Agar kalau diapprove oleh si pemilik blog bisa langsung jadi banklink satu arah.
Antusiasme yang jadi kebiasaan itu ahirnya membuat dia lupa, blog yang dia komentari itu dofollow atau no follow. Kalau blognya nofollow, ya sia-sia juga. “Pokoknya kasih komentar aja,” katanya setengah sewot waktu saya mengingatkan dia. “Toh nanti kalau ada orang yang mengklik alamat saya, akhirnya nyambung jadi backlink juga !” bantahnya lagi.
Memang benar, jika kita menaruh alamat URL kita pada kotak komentar, kemudian ada orang lain yang membaca komentar kita itu penasaran untuk tahu lebih lanjut, “Gimana sih blognya si komentator ini ?” begitu kira-kira pertanyaannya, maka dia akan mengklik untuk masuk ke blog kita, dan “nyambunglah” tautan atau link tersebut.
Bagaimana jika dalam satu postingan terdapat sampai puluhan komentar, sementara komentar kita juga kurang menarik, maka tak satupun pembaca yang akan mengklik link yang kita tinggalkan pada sebuah kotak komentar. Artinya link itu, dalam pengertian teman saya tadi, tidak akan jadi “backlink satu arah”.
Tetapi masalah yang sebenarnya bukan disitu. Backlink dalam pengertian SEO disini adalah link ke situs atau blog kita yang kita buat untuk Googlebot, bukan untuk manusia. Karena itu harus dofollow, sehingga meskipun tak ada pembaca yang mengkliknya kalau si googlebot sampai di sana, maka dia akan terus merayapinya sehingga sampai ke blog kita sambil menterjemahkan proses tersebut kira-kira dalam bahasa manusia begini :”Kamu juga harus ke blog sana Gel, blog itu juga penting lho !”
Sedangkan backlink untuk manusia, lebih tepatnya untuk kepentingan traffic tidak peduli dofollow atau nofollow. Bahkan menuliskannya pun tak perlu di kotak komentar. Di tembok yang kosong di jalan raya pun bisa jadi backlink yang mendatangkan traffic. Jika tidak percaya, tulis saja begini : Ditemukan lagi video porno artis-artis top Indonesia. Sebelum kena sensor, cepat download langsung di http://www.domainAnda.com.
Karena itu, kadang-kadang ada situs yang tidak punya pagerank tapi pengunjungnya cukup banyak. Sebaliknya pula, ada sebuah situs yang berpagerank tinggi tetapi pengunjungnya biasa-biasa saja.
Tentu saja, karena memang bukan itu tujuan utamanya, melainkan menuliskan URL. Agar kalau diapprove oleh si pemilik blog bisa langsung jadi banklink satu arah.
Antusiasme yang jadi kebiasaan itu ahirnya membuat dia lupa, blog yang dia komentari itu dofollow atau no follow. Kalau blognya nofollow, ya sia-sia juga. “Pokoknya kasih komentar aja,” katanya setengah sewot waktu saya mengingatkan dia. “Toh nanti kalau ada orang yang mengklik alamat saya, akhirnya nyambung jadi backlink juga !” bantahnya lagi.
Memang benar, jika kita menaruh alamat URL kita pada kotak komentar, kemudian ada orang lain yang membaca komentar kita itu penasaran untuk tahu lebih lanjut, “Gimana sih blognya si komentator ini ?” begitu kira-kira pertanyaannya, maka dia akan mengklik untuk masuk ke blog kita, dan “nyambunglah” tautan atau link tersebut.
Bagaimana jika dalam satu postingan terdapat sampai puluhan komentar, sementara komentar kita juga kurang menarik, maka tak satupun pembaca yang akan mengklik link yang kita tinggalkan pada sebuah kotak komentar. Artinya link itu, dalam pengertian teman saya tadi, tidak akan jadi “backlink satu arah”.
Tetapi masalah yang sebenarnya bukan disitu. Backlink dalam pengertian SEO disini adalah link ke situs atau blog kita yang kita buat untuk Googlebot, bukan untuk manusia. Karena itu harus dofollow, sehingga meskipun tak ada pembaca yang mengkliknya kalau si googlebot sampai di sana, maka dia akan terus merayapinya sehingga sampai ke blog kita sambil menterjemahkan proses tersebut kira-kira dalam bahasa manusia begini :”Kamu juga harus ke blog sana Gel, blog itu juga penting lho !”
Sedangkan backlink untuk manusia, lebih tepatnya untuk kepentingan traffic tidak peduli dofollow atau nofollow. Bahkan menuliskannya pun tak perlu di kotak komentar. Di tembok yang kosong di jalan raya pun bisa jadi backlink yang mendatangkan traffic. Jika tidak percaya, tulis saja begini : Ditemukan lagi video porno artis-artis top Indonesia. Sebelum kena sensor, cepat download langsung di http://www.domainAnda.com.
Karena itu, kadang-kadang ada situs yang tidak punya pagerank tapi pengunjungnya cukup banyak. Sebaliknya pula, ada sebuah situs yang berpagerank tinggi tetapi pengunjungnya biasa-biasa saja.
4 komentar:
ingin tahu donk,, supaya web saya bisa lebih baik bagaimana caranya,, saya sudah berusaha keras tapi saya merasa masih ada kekurangan,, dari segi visitor pun masih berkutat di 40 visitor.. kalo pengen lebih baik lagi harus kayak gimana...??
thanks ya sobbb..
Your blog posts and articles are very interesting to read, quite impressed and Terim you for your info, I will visit again to see your next post and article ....
Trimakasih sob,...
ini info yang bermanfaat buat blogger pemula kayak saya,...
mantap gan, bermanfaat sekali tulisan ini buat saya yang baru belajar corat coret blog, kalo berkenan sudi kiranya agan memberikan amba petuah2 tentang blog saya yang baru saya buat ini http://gorgeousbali.com
terima kasih
Posting Komentar