Inilah Panglima Googlebot dari Kerajaan Google

Di dunia internet yang luas terdapat sebuah kerajaan yang cukup besar, namanya Google. Kerajaan itu dikelilingi oleh kerajaan-kerajaan kecil seperti Yahoo, Altavista, Bing dan kerajaan-kerajaan yang lebih kecil lainnya. Kebesaran kerajaan Google dapat tercipta berkat pengabdian dan kepiawaian panglima perangnya yang terkenal. Anda pun tentu sudah tahu namanya yaitu : Panglima Googlebot.

Panglima Googlebot dan jajarannya terkenal karena kemampuan mereka untuk mengenali dan menemukan apa pun yang dikehendaki oleh Baginda Raja, Permaisuri, Putera Mahkota bahkan juga apa yang ingin diketahui oleh Sang Maha Patih. Karena itu pembangunan di kerajaan tersebut bisa berjalan lancar sesuai program Sang Baginda Raja. Pasalnya, belum sempat para menteri melakukan korupsi sudah lebih dulu dengan cepat diketahui oleh Panglima Googlebot.

Tidak hanya maju dalam bidang pembangunan fisik, di kerajaan tersebut juga tidak terdapat kriminalitas, apalagi terorisme. Maklum, semuanya secara cepat sudah diketahui oleh Panglima Googlebot. Kejahatan pun tak sempat terjadi dan terorisme menjadi kata langka yang hanya ada dalam kamus. Situasi ini sungguh sangat berbeda sehingga membuat iri penduduk sebuah negara di dunia off line yang disebut Indonesia. Tetapi seperti kata pepatah, tidak ada sesuatu yang tidak berubah. Apalagi didunia yang mengalami percepatan perubahan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berjalan pesat. Suatu hari secara tiba-tiba terjadi pemberontakan secara serentak oleh negara-negara kecil di seputar kerajaan terbesar itu. Suasana pun menjadi kacau balau.

Dalam keadaan yang sangat kritis ketika pasukan musuh mulai menerobos masuk ke gerbang utama dan membakar bangunan-bangunan yang terdapat di dalam kerajaan, Sang Mahapatih segera berinisitif untuk memerintahkan Panglima Googlebot agar secepatnya menyelamatkan Sang Baginda Raja dan keluarganya dengan melarikannya keluar melalui pintu rahasia di belakang tembok kerajaan.

“Panglima Googlebot, cepat selamatkan dulu Baginda Raja dan anak isterinya !” teriak Sang Maha Patih sambil mengayun-ayunkan pedang ke arah tentara musuh.

Dengan sigap Panglima Googlebot segera melompat ke belakang diikuti beberapa anak buahnya untuk melarikan Baginda Raja dan anak isterinya seperti yang diperintahkan oleh Sang Maha Patih.

Nampaknya kali ini serangan musuh yang gencar dan tiba-tiba itu tak bisa diantisipasi. Akhirnya para petinggi dan sebagian tentara kerajaan terpaksa mengundurkan diri ke tepi hutan yang terdapat di belakang wilayah kerajaan tersebut. Disana sudah terkumpul Baginda Raja dan Petinggi beserta seluruh keluiaga mereka.

Sebelum menyusun rencana penyerangan balasan, Sang Mahapatih segera mengkoordinasikan seluruh pengungsi kerajaan. Di saat itulah hal yang tak terduga baru ketahuan. Ternyata Permaisuri dan Putera Mahkota masih ketinggalan di dalam kerajaan. Justru Sang Baginda Raja beserta isteri-isteri yang berstatus selir dan anak-anaknya terselamatkan semua.

Lemaslah Sang Mahapatih, Sang baginda Raja bahkan sampai jatuh terduduk. “Panglima Googlebot, kenapa yang Kau selamatkan hanya isteri-isteri selir dan anak-anak Baginda Raja. Justru yang paling penting yaitu Permaisuri dan Putera Mahkota tidak Kau selamatkan ?”

Dengan tetap percaya diri dan tanpa rasa bersalah Panglima Googlebot menjawab: “ Tadi kan Sang Maha Patih memerintahkan menyelamatkan Baginda Raja dan anak isterinya, bukan Permaisuri dan Putera Mahkota !”.

Agaknya kesalahan itu memang terletak pada Sang Maha Patih yang dalam keadaan kacau dan berperang keliru mengucap Baginda Raja dan anak isterinya, bukan Permaisuri dan Putera Mahkota. Meskipun maksudnya sama, tapi Sang Maha Patih menggunakan keyword yang berbeda.